Assalamualaikum Wr.Wb.

About Me....

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Penulis yang masih muda, meniru. Penulis yang sudah berpengalaman, mencuri ide. ~T.S.Elliot-writer~

Globalisasi Indonesia

Keuntungan dunia baru yang berdalih untuk visi dan misi yang mulia dan menjanjikan dunia kepada semua orang,namun kenyataanya tidak berlaku bagi orang yang tidak mampu,that’s globalization system. Bergerak untuk memajukan bangsa dan kemakmuran,sistem ini merupakan cara lama yang diterapkan zaman kerajaan dahulu?mungkin saja benar. Globalisasi ini sekarang dilakukan oleh perusahaan multinasional dan dibantu dengan system keuangan ekonomi dan pemerintah sebagai penopang dari semua itu.
Inilah yang terjadi di Indonesia,Negara yang makmur dengan kekayaan sumber daya alamnya,bisa menjadi Negara pengemis akibat dari system globalisasi yang diterapkan negara-negara barat guna memakmurkan dengan memanfaatkan elemen tertentu dalam system globalisasi ini. Era globalisasi menyebabkan orang miskin semakin miskin,sementara orang kaya akan semakin luar biasa kaya. System globalisasi yang terjadi di Indonesia ini mengakibatkan kesenjangan sosial yang melonjak tajam,hal ini disebabkan adanya “kebebasan dunia baru”,apapun bisa dibeli asalkan mempunyai uang,berlaku bagi semua orang didunia “money is everything”. Namun,didunia luar sana,puluhan juta orang miskin sengsara akibat system ini,inilah sisi “keberhasilan ekonomi” yang tidak diceritakan.
Salah satu kasus,Indonesia memiliki pabrik-pabrik merek terkenal seperti (GAP,NIKE,ADIDAS,dll),akan tetapi pengolah (buruh) mendapatkan upah yang minimum,tragisnya buruh tersebut kebanyakan perempuan muda dikarenakan perusahaan bisa membayar upah seminimum mungkin. Mereka bekerja penuh seharian hampir 24 jam,hukuman diberikan kepada sang buruh bila tidak bisa mentaati peraturan perusahaan,itulah yang membuat buruh merasa takut. Namun disisi lain,HAM si buruh ini direnggut demi sesuap nasi.
Memang sebuah ironi menjadi buruh di Indonesia. Contoh,mereka yang berkerja di perusahaan merek terkenal,sebut saja GAP (Pabrikan Indonesia). Ketika ada peninjauan dari pihak GAP pusat (internasional),si pemilik perusahaan mengintruksikan kepada semua karyawannya untuk tidak salah berbicara,untuk hal ini berbohong dan menutupi rahasia pabrik apalagi kejelekan pabrik. Hal seperti itu yang membuat buruh terjebak dalam keterpurukan.
Hampir semua kode etik tidak dijalankan,karena pemerintahnya saja selalu mengeluh untuk menarik investor asing yang ingin memberikan upah minimum kepada si buruh. Lagi pula rakyat Indonesia sudah sedemikian miskin,untuk mengurangi tingkat pengangguran,mereka tidak malu bekerja dengan diberi upah berapa saja.
Berbicara dengan konteks yang berbeda,pada zaman rezim Soeharto terjadi pembunuhan massal bagi orang yang menentang pemerintah. Kelemahan rakyat Indonesia dimanfaatkan Soeharto untuk menyusun model ekonomi ala Amerika guna mempermudah barat menguasai sumber mineral dan pasar buruh yang murah. Berbeda jauh dengan Soekarno yang mengandalkan kemandirian ekonomi rakyat. Soekarno menentang korporasi barat ke Indonesia dan mengusir agen-agen barat seperti IMF dan World Bank.
Dengan berkuasanya rezim Soeharto,dia akan bisa melakukan apa saja dengan dalih memakmurkan rakyat. Tindakan Soeharto ini didukung oleh Negara barat seperti Inggris dan AS yang melakukan banyak propaganda tentang IMF kepada rakyat Indonesia. Pada rezim ini perekonomian sepenuhnya diatur oleh pemerintah,akan tetapi dengan kebebasan pemerintah tersebut,Soeharto menjadi pemimpin yang korup dan menyebabkan Indonesia dibawah lingkaran setan kemiskinan, system yang sangat sederhana “Sosialisme bagi siKaya,Kapitalisme bagi siMiskin”. Bank dunia pun membenarkan 1/3 pinjaman untuk diktaktor Soeharto masuk ke kantong kroni dan pejabat korupnya.totalnya Rp. 80 Triliun. Seiring dengan krisis ekonomi,Soeharto dipaksa mundur setelah puluhan tahun berhasi mencuri uang sebesar Rp. 150 Triliun.
Sekarang,dampak dari globalisasi tersebut bisa membuat rakyat Indonesia semakin kesusahan,ditambah dengan krisis dunia yang dialami Indonesia. Globalisasi menimbulkan hutang dan hutang yang melahirkan kesengsaraan,pengangguran,krisis yang berakibat rakyat harus membayar mahal untuk kesehatan dan pendidikan. Semuanya tidak begitu saja,semua ini diciptakan. Artinya,hutang yang dicuri ketika rezim Soeharto harus dibayar kembali oleh rakyat Indonesia,termasuk anak yang baru lahir. Sayangnya,dampak korupsi ini masih menjadi sebuah tradisi di Indonesia sehingga kondisi Indonesia masih buruk. Pepatah mengatakan “Tak Korupsi=Tak Hidup”.
Menurut saya,solusi yang tepat dari permasalahan perkonomian di Indonesia,yaitu:
1.    Pemerintah harus memberikan akses pelayanan pemerintahan,seperti pendidikan,kesehatan dengan pengawasan langsung dari pemerintah.
2.    Hilangkanlah budaya korupsi yang melekat dari bawah sampai atas,make a change.
3.    Khusus untuk masalah buruh,lakukanlah buruh sesuai dengan ketentuan yang ada secara adil,perkuat organisasi buruh dengan tidak adanya campur tangan aparat pemerintah yang dapat menghambat proses penegak HAM tentang buruh.
4.    Melakukan/melaksanakan sebuah model ekonomi yang berbasis dengan kemandirian bangsa (cocok buat negara) digabunggan dengan tatanan syariah yang ada guna bisa menjadi acuan untuk melakukan kegiatan perekonomian.
5.    Jujur,lakukan dan bertanggung-jawab.
Mungkin cara diatas,InsyaAllah bisa menjadi sebuah acuan untuk melakukan model ekonomi yang baik dengan penggabungan dengan unsur syariah. Kesimpulannya,kemajuan sebuah negara,khusus perekonomian tergantung dari partisipasi rakyat yang kritis dengan system pemerintah yang baik pula,”Jadilah manusia yang berpolitik”.

nih saya kasi videonya di mbah youtube:

 




source video: mbah youtubedotcom

Tidak ada komentar: